Rotan furniture
Ayunan rotan
Rotan adalah sekelompok
palma dari puak (
tribus)
Calameae yang memiliki habitus
memanjat, terutama
Calamus,
Daemonorops, dan
Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis
Afrika,
Asia dan
Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga
Salacca ( misalnya
salak),
Metroxylon (misalnya
rumbia/sagu), serta
Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai tumbuhan rotan.
Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2–5 cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh
duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari
herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan
sulur.
Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan
mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan
hidup di alam bebas.
Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya.
Sebagian besar rotan berasal dari hutan di
Indonesia, seperti
Sumatra,
Jawa,
Borneo,
Sulawesi, dan
Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari
Malaysia,
Filipina,
Sri Lanka, dan
Bangladesh.
Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi.
Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, karena orang lebih suka
memanen rotan daripada
kayu.
Kegunaan
Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak.
Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti,
Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu,
Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.
Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk pengawetan dan terlindung dari jamur
Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan
minyak tanah untuk rotan berukuran sedang /besar dan Pengasapan dengan
belerang untuk rotan berukuran kecil.
Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat
Peel (kupasan)/
Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat
core,
fitrit atau
star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di
Cirebon.
Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku
mebel,
misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa
keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah
dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu
bubuk "Pin Hole".
Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan
pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di
Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam
hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.
Beberapa rotan mengeluarkan
getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai
dragon's blood ("darah naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai
biola atau sebagai
meni.
Masyarakat
suku Dayak di
Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen
sayuran
sumber; wikipedia